Senin, 09 Juni 2008

Mengelola Kemarahan

Kita tahu bahwa marah pada orang yang tepat pada waktu yang tepat dengan kadar yang tepat bukan hal yang mudah
dilakukan.

Demikian pula halnya dengan mengelola kemarahan.

Kadangkala kemarahan atau kejengkelan kita pada orang lain sengaja kita tekan dengan harapan agar tidak merusak hubungan yang sudah terbina.

Namun apabila kemarahan dan kejengkelan yang ada terus menerus kita tumpuk, hal ini dapat berbalik membahayakan kita.

Kemarahan ternyata dapat menjadi bumerang bagi kita. Kemarahan yang terkadang muncul dalam kehidupan kita harus dapat kita kelola dengan baik agar tidak merugikan kita.

Ada sedikit "cara" bagi kita untuk mengelola kemarahan :

1. JANGAN DIKUMPULKAN
Jika kita merasa terluka, berbicaralah dengan sesorang mengenai perasaan dan reaksi yang muncul. Hal ini akan mengurangi ketegangan. Dengan mengungkapkan frustasi frustasi yang muncul, kita dapat menghindari kumpulan kemarahan yang dapat berakhir dalam ledakan.

2. MILIKI PERASAAN KITA
Akuilah kemarahan kita tanpa menyalahkan orang lain mengenai perasaan itu.
Katakan "Saya merasa sangat marah ketika...." dan selanjutnya daripada "Anda membuat saya marah". Terimalah bahwa hal itu adalah perasaan anda dan bukan orang lain yang membuat anda marah.

3. NILAILAH TINGKAT KEMARAHAN
Sadarilah tingkat kemarahan dari merasa tersinggung hingga kemarahan yang membabi buta. Amati perubahan fisik yang terjadi mulai dari ketegangan otot hingga nafas yang menjadi cepat, meningkatnya detak jantung, gementar dan merasa panas.

4. PAHAMI PENYEBABNYA
Penyebab utama kemarahan adalah keyakinan yang kaku. Tinjaulah apa yang bagi kita adalah "keharusan, wajib". Seberapa kaku hal itu ? Semakin fleksibel keyakinan kita, semakin kecil kemungkinan kita merasa frustasi dan menjadi marah. Tanyakan diri kita apakah situasinya memicu kemarahan dari masa lalu.

5. MEMAAFKAN
Cobalah untuk menghapuskan kritikan kita, lupakan kejadiannya, maafkan dan teruskan hidup anda. Jika kita bertindak berlebihdan terhadap suatu situasi, minta maaflah. Terima dan pahami kemarahan pihak lain. Apakah kita membuatnya terlalu personal ?

Kita semua adalah mahluk yang tidak sempurna yang terus berusaha untuk me"manage" emosi yang kompleks.

Source : Milis

4 komentar:

wulan mengatakan...

"Manage" kemarahan emang kudu dilakuin tuh, tapi kalo "manage" perasaan sama orang lain gimana caranya? he...he...

wulan mengatakan...

kalo manage perasaan ma orang lain gimana, Ji?

e.z.y mengatakan...

nah itu dia... gue juga masih nyari tips-nya huehehehe. secara syusah banget 'ngontrol'nya hahahaha.

wulan mengatakan...

ide lu telat tapi boljug sometimes. salah ngga sih punya prasaan kaya gini? kaya abg ye.. lucu ngga kita ungkapin prasaan sekedar buat kita ilangin beban aja? ato mungkin nambah beban kali ya